70 Persen Petani Sawit Muaro Jambi Gunakan Bibit Palsu, Disnakbun adakan 15 Ribu Kecambah

BERITA, EKBIS, INFORMASI, JAMBI520 Dilihat

LAMANJAMBI.COM, — Dinas Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi mengungkap jika di Kabupaten Muaro Jambi banyak petani Kepala sawit yang menggunakan bibit palsu.

Kepala dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Muaro Jambi melalui Sekretaris Dinasnya, H Amri menyebut, hampir 70 persen sawit yang ada di Muaro Jambi menggunakan bibit palsu.

Menurut Amri, secara kasat mata memang tidak ada bedanya kecambah maupun anak dari bibit palsu dan asli. Yang membedakannya setelah sawit berusia lima tahun.

Baca Juga :  Diacara Gebyar Posyandu, Hesti Haris Sebut Handphone Berbahaya

Dia mencontohkan, ada petani yang telah menanam sawit dengan usia tanam lima tahun tapi belum begitu menghasilkan. Sementara jika sawit yang menggunakan bibit asli, diusia 1,9 tahun sudah menghasilkan tiga hingga empat kwintal perkapling.

Baca juga.

“Secara kasat mata susah membedakannya. Bisa membedakan setelah dia berusia lima tahun,” kata Amri lagi.

Untuk mengentaskan peredaran bibit palsu di Kabupaten Muaro Jambi, tahun ini pihaknya mengadakan 15 ribu kecambah asli.

Baca Juga :  Lelang Jabatan di Pemprov Jambi, Posisi Dishub Paling diburu

Program pengadaan bibit sawit unggul ini akan menggunakan dana APBD Kabupaten Muaro Jambi tahun 2022 ini.

“Programnya tahun ini. Rencana 15 ribu kecambah, mudah-mudahan terlaksana dengan baik,” kata Amri.

Untuk bibit asli, selain cepat menghasilkan, buah yang dihasilkan juga berkualitas. Perusahaan dengan mudah membelinya karena kwalitas buah sangat bagus.

Baca juga.

Baca Juga :  Bachyuni Deliansyah Pimpin Apel Pengawas Pemilu

“Kemudian bisa dilihat dari tinggi batang. Jika bibit asli, ketinggian batang maksimal 45 cm pertahun. Sementara jika bibit palsu, terkadang cepat sekali tingginya,” katanya.

Nah, untuk mendapatkan kecambah bibit asli yang dianggarkan oleh pemerintah, petani bisa mengusulkan kepada Disnakbun melalui kelompok tani masing-masing.

“Harus ada kelompok taninya. Kita tidak bisa kasih kepada petani yang tidak tergabung dengan kelompok tani,” imbuhnya.(*)

Komentar