Hadiri HUT Desa Tangkit, Ini Pesan Wabup BBS

INFORMASI149 Dilihat

LAMANJAMBI.COM, — Wakil Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno menghadiri Peringatan HUT Desa Tangkit Ke-66 dan Peresmian GOR Tangkit Emas.

Kades Tangkit Supadi menuturkan, sejak berdirinya Desa Tangkit di Tahun 1956 baru kali ini di masa kepemimpinannya diadakan peringatan hari jadi Desa Tangkit.

Dia menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada semua tim, seluruh elemen masyarakat dan Pemkab Muaro Jambi atas suksesi peringatan hari jadi Desa Tangkit ke-66 serta pembangunan Gedung Olahraga yang menjadi ikon baru Desa Tangkit.

Ia pun menyampaikan bahwa pembangunan GOR tersebut direalisasikan menggunakan Anggaran Tahun 2021 melalui amanat RPJMDes. Harapannya dengan adanya GOR Tangkit Emas ini pemuda Desa Tangkit mampu mengembangkan sumberdaya dan prestasi olahraga, serta dapat bermanfaat sebagai gedung serbaguna bagi masyarakat Desa Tangkit.

Baca Juga :  Tak Mau diajak Berhubungan, Asnir Bunuh Anak Kekasihnya

Wakil Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno, menyampaikan apresiasi dari Pemkab Muaro Jambi kepada Kepala Desa serta jajarannya atas pencapaian yang dilakukan Desa Tangkit.

Dalam sambutan dan arahannya itu Wabup BBS mengumpamakan Kabupaten Muaro Jambi seperti telur ceplok, kuning telur di tengah itu Kota Jambi, dan putih telur yang mengitarinya itu adalah Muaro Jambi.

Dengan adanya kepadatan penduduk hingga terjadinya urbanisasi dan infrastruktur yang menumpuk di Kota Jambi tentu akan berdampak langsung dengan Muaro Jambi, terutama Desa-desa yang berbatasan langsung dengan Kota Jambi seperti Desa Tangkit.

Baca Juga :  Gubernur Al Haris Sampaikan LKPJ 2023 kepada DPRD Jambi

Wabup menyampaikan, dalam pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari proses pembangunan Muaro Jambi, juga sebagai daerah penyangga Kota Jambi, tentunya Muaro Jambi merupakan daerah yang sangat strategis.

Unsur desa sebagai fungsi kemajuan, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan, yaitu kependudukan, kewilayahan, dan perilaku. Tiga hal tersebut saling berkaitan. Soal Kependudkan berkaitan dengan kuantitas dan kualitas.

Kuantitas terkait kepadatan penduduk dan bagaimana mobilitasnya, sedangkan kualitas diukur dari tingkat pendidikannya, kesehatan masyarakatnya, dan tingkat kesejahteraannya. Kemudian soal kewilayahan, dengan kepadatan penduduk tentunya membutuhkan ruang, wilayah, adanya territorial dsb.

“Dengan adanya kepadatan penduduk yang membutuhkan wilayah tentu muncul perilaku. Banyak hal yang mepengaruhi perilaku itu, seperti kepadatan infrastruktur jalan, perumahan-perumahan baru, mobilitas dan interaksi yang tinggi, membuat perilaku berubah menjadi masyarakat urban yang terkesan individualistik. Ini tantangan kita ke depan, kita pemerintah daerah bukan hanya melakukan perencanaan infrastruktur saja, kita juga perlu perencanaan sosial, perlu perencanaan ekonomi, dan perencanaan yang komprehensif seluruhnya”, tuturnya.

Baca Juga :  Mobilisasi Angkutan Batubara dihentikan Lagi. Berlaku Mulai Besok

Lebih lanjut Wabup berpesan dalam proses pembangunan daerah mempunyai implikasi yang positif. Pemkab bersama tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh elemennya dapat mengantisipasi implikasi negative dari pembangunan. Dirinya juga berharap persatuan dan kesatuan dalam kerangka gotong royong harus menjadi perhatian penting dalam proses pembangunan. (*)