Aparat Didesak Berantas PETI di Jangkat Timur

MERANGIN – Belasan alat berat excavator secara massif masuk ke Jangkat Timur. Sumber media ini menyebutkan alat tersebut masuk melalui Desa Koto Tapus. Desa Pematang Pauh juga diindikasikan jadi pintu masuk ke kawasan PETI.

“Menuju kawasan Sungai Ampar. Itu kawasan hutan yang masuk Desa Pematang Pauh dan Desa Muara Madras,” ujar Sahreza Pahlepi, tokoh masyarakat setempat, Minggu (15/6).

Ia mengatakan telah menelusuri ke beberapa sumber terpercaya. Kesimpulannya, benar adanya excavator yang kuat dugaan akan digunakan untuk kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) sudah masuk sejak beberapa hari lalu.

“Informasi yang cukup akurat, sembilan unit masuk baru-baru ini. Kalau tidak segera ditindak, pasti segera berdampak sangat besar,” imbuhnya.

Baca Juga :  Lapangan Aksodano Resmi Milik Pemkab, Begini Rencana Pj Bupati Muaro Jambi

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Merangin yang juga berasal dari Jangkat, Muhlisin, turut bersuara. Ia menyayangkan tidak sigapnya aparat melakukan pencegahan. Padahal sepanjang jalan dari simpang Pulau Rengas ke Jangkat Timur, melewati beberapa kantor aparat penegak hukum.

“Tidak menuduh, tapi kami akan pertanyakan ini. Ada apa. Kita tidak mau Jangkat dan Jangkat Timur jadi area tambang ilegal. Dua kecamatan ini saja yang masih bertahan di Merangin, selebihnya 22 kecamatan sudah ada tambang semua,” ujarnya.

Sebagai kawasan wisata andalan dan pusat hortikultura Merangin, keasrian kawasan ini harus dipertahankan. Alasan ekonomi, juga tak layak menjadi argumen membawa tambang ilegal mengupas kawasan kaki Gunung Masurai.

Baca Juga :  Sumarsen Apresiasi Pergantian Direktur PDAM Muaro Jambi

“Kita sudah lihat di banyak tempat kawasan PETI, yang sejahtera cuma cukong. Selebihnya tak dapat apa-apa selain kehancuran. Jadi masyarakat setempat jangan mudah tergiur,” tambahnya.

Ia mengatakan bertanam kopi lebih menjanjikan. Apalagi harga kopi sangat tinggi. Bahkan kadang lebih dari Rp. 70 ribu per kilogram. “Kita tanam kopi saja. Kalau serius bisa sejahtera tanpa merusak alam,” kata Muhlisin.

Dukungan juga disuarakan Wakil Ketua DPRD Merangin, Herman Efendi. Politisi Partai Golkar ini mengatakan asrinya Jangkat dan Jangkat Timur harus dipertahankan. Ia juga mendesak dilakukan pencegahan dan penindakan jika aktifitas PETI benar berlangsung di dataran tinggi yang dikenal dengan wisatanya yang luar biasa.

Baca Juga :  BPKAD Muaro Jambi Meriahkan Pawai Kemerdekaan dalam Rangka HUT RI ke-80

“Betul, dua kecamatan itu saja yang masih sangat alami. Jadi kami mendesak jangan sampai ada aktifitas PETI di Jangkat dan Jangkat Timur. Nanti airnya rusak, kotor semua seperti daerah lain. Aparat kami minta tindak tegas,” ujar Herman Efendi.

Beberapa nama pemain lokal terindikasi dugaan keterlibatannya. Bahkan ada salah seorang oknum penjabat kepala desa yang belakangan turut santer disebut dugaan keterlibatannya.(Tim)