LAMANJAMBI.COM, – Tahun 2022 ini, Kabupaten Muaro Jambi mendapatkan kucuran dana besar untuk infrastruktur. Baik itu dana dari Pusat, provinsi maupun APBD.
Beberapa proyek besar dengan dana miliaran rupiah tersebar diberbagai wilayah dalam Kabupaten Muaro Jambi. Satu diantaranya adalah proyek pengaspalan jalan yang dilakukan di Desa Mekar Sari Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
Proyek pengaspalan jalan didesa ini menelan anggaran Rp 11 miliar dengan panjang jalan sekitar 2,8 kilometer.
Sesuai dengan jadwal, proyek besar ini sudah berjalan selama tiga pekan, namun kenyataan dilapangan, belum ada progres apapun. Bahkan belum ada tanda-tanda akan dimulainya pengerjaan ini. Hal itu diketahui ketika anggota komisi III DPRD Kabupaten Muaro Jambi melakukan sidak di proyek tersebut, Jumat (27/5) siang.
Sidak itu dipimpin oleh ketua komisi III Sumarsen Purba dan diikuti oleh beberapa orang anggotanya seperti Robinson Sirait dari partai PAN, H Sulaiman dari Nasdem, Zulkifli dari Gerindra, Rido dari Golkar, Elvin dari PKB (dapil setempat).
Dalam sidak kali ini, anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi itu tampak kesal, karena waktu pengerjaan sudah berjalan selama tiga Minggu, namun hingga kini pihak kontraktor belum mengerjakan apa-apa.
“Ini progresnya nol. Sementara waktu sudah berjalan tiga Minggu,” kata Sumarsen Purba.
Politisi PDI-P itu berujar jika proyek ini tidak jelas. Sebab tak ada tanda-tanda akan dimulainya pengerjaan.
“Ini proyek apa, papan nama proyek tidak ada, subkantor juga tidak ada. Ini proyek besar Lo,” sebutnya.
Sumarsen tidak ingin proyek sepanjang 2,8 kilometer dengan pagu anggaran Rp 11 miliar tersebut molor dan dikerjakan diwaktu detik-detik terakhir masa tender.
Selain itu dirinya juga meminta agar jalan tersebut dikerjakan dengan kwalitas yang baik. Jangan sampai baru dikerjakan jalan tersebut sudah rusak, apalagi ruas jalan ini merupakan ruas jalan yang menghubungkan ke perusahaan.
Untuk berjalannya proyek ini sesuai dengan speknya, Sumarsen meminta kepada dinas PUPR Kabupaten Muaro Jambi untuk memantau pengerjaan proyek tersebut.
Tak hanya itu, dirinya juga minta peran aktif dari masyarakat termasuk kepala desa untuk mengawasi betul jalannya proyek tersebut. Jika ada yang tidak sesuai dengan RAB, maka disarankan untuk melapor.
“Kita akan pantau terus proyek ini. Masyarakat juga harus pantau terus. Ini proyek besar,” tegas mantan wartawan ini.
“Inikan programnya ibuk Masnah, jadi sangat disayangkan sekali kalau baru dibangun, terus hancur. Kan ibuk Masnah juga yang disalahkan. Makanya kita minta jalan ini dibangun dengan kwalitas terbaik,” imbuhnya.
Sementara itu, Sumartono PPTK pengerjaan jalan tersebut mengatakan jika jalan tersebut bukan tidak ada progres.
“Ada progresnya. Kita sudah lakukan pengukuran,” kata Sumarsono.
Pengerjaan jalan ini memang dilakukan sepanjang 2,8 KM dengan anggaran dana sebesar Rp 11miliar.
“Ini dana DAK, bukan APBD,” imbuhnya. (*)