LAMANJAMBI.COM, — BPBD Kabupaten Muaro Jambi menggelar apel siaga bencana hidrometologi. Apel siaga ini dilakukan dilapangan Kantor Bupati Muaro Jambi. Rabu (9/11).
Apel ini dipimpin langsung oleh Pj Bupati Muaro Jambi, Bachyuni Deliansyah dan dihadiri oleh Forkompinda dan ratusan peserta apel.
Dalam apel ini, ratusan personil gabungan mulai dari BPBD, TNI, Polri, SAR dan tim lainnya siap turun kelokasi bencana, terlebih bencana banjir, longsor dan angin puting beliung.
Ratusan personil ini nantinya bakal ditempatkan dibeberapa posko terpadu, seperti Mestong, Kumpeh, Jaluko, Taman Rajo dan beberapa posko lainnya.
Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Muaro Jambi, Alias menyebut, posko ini akan dibentuk beberapa hari kedepan.
“Besok kita akan menaikkan status siaga bencana,” kata Alias.
Dari laporan sementara, selama 2022 ini, ada belasan titik banjir yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi, dimana lokasinya berasal dari berbagai lokasi. Bahkan saat ini ada daerah yang tengah kebanjiran.
“Sekarang ada banjir di Mestong, di Desa Nyogan. Disana fasilitas umum seperti jalan dan rumah warga terendam banjir,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari BMKG, kata Alias, musim hujan di Kabupaten Muaro Jambi masih terus meningkat. Bahkan puncaknya pada November ini, makanya mereka menaikkan status siaga bencana.
“Dari BMKG, puncak musim hujan pada November ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj Bupati Muaro Jambi, Bachyuni Deliansyah menyebut, apel siaga ini menandakan kesiagaan seluruh instansi terkait dunia usaha serta para relawan dalam menghadapi berbagai kemungkinan risiko terjadinya bencana akibat adanya cuaca ekstrem di wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Terjadinya bencana memberikan pemahaman kepada kita semua bahwa bencana memang tidak dapat dihindari. Hanya saja semua harus mampu melakukan deteksi di sedini mungkin dan sekaligus mengambil langkah-langkah antisipasi serta meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan upaya-upaya pencegahan sehingga dampak yang ditimbulkan akibat bencana tersebut dapat ditekan ataupun dampaknya bisa dihilangkan.
“Apel siaga ini juga bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana serta terencana terpadu koordinasi dan menyeluruh,” ungkap Pj Bupati.
Kata Pj, sebagian besar wilayah Kabupaten Muaro Jambi dilintasi oleh aliran Sungai Batanghari. Keberadaan Sungai Batanghari memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan di Kabupaten Muaro Jambi. Masyarakat yang berada di aliran Sungai Batanghari sejak zaman dahulu telah memanfaatkan keberadaan sungai ini sebagai sarana dan prasarana penopang hidup dan penghidupannya, namun di sisi lain keberadaan Sungai Batanghari juga memberikan dampak negatif yang setiap saat dapat mengancam kehidupan masyarakat.
“Fenomena luapan Sungai Batanghari yang terjadi hampir setiap tahun telah menjadi bencana yang dapat mengancam masyarakat,” ungkapnya.
Berdasarkan mitigasi di lapangan, dari 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi, 6 Kecamatan berpotensi terancam bencana, banjir, longsor dan puting beliung.
Dari 6 Kecamatan tersebut terdapat 75 desa dengan jumlah penduduk lebih kurang 216.528 jiwa dengan jumlah persawahan sekitar lebih kurang 10.602 hektar dan 174.616 hektar area perkebunan.
Untuk itu, PJ Muaro Jambi meminta seluruh stakeholder untuk meningkatkan kewaspadaan, membangun partisipasi dan kemitraan serta mendorong semangat gotong royong kesetiakawanan kedermawanan.
“Kita laksanakan penanggulangan bencana ini secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh,” imbuhnya.(*)