LAMANJAMBI.COM — Kantor Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi melakukan penegakan tiang tuo atau peletakan tiang pancang museum KCB Candi Muaro Jambi. Rabu (6/6).
Hadir dalam kegiatan itu Sekda Kabupaten Muaro Jambi mewakili Pj Bupati Muaro Jambi Budhi Hartono, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Gubernur Jambi Al Haris, Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko.
Sekda Budhi menyebut jika selaku tuan rumah, pemerintah Kabupaten Muaro Jambi merasa bangga dengan adanya pembangunan ini. Dia berharap agar Candi Muaro Jambi dan Muaro Jambi sendiri lebih dikenal lagi oleh masyarakat diluar.
Perekonomian masyarakat melalui UMKM dan lain sebagainya bisa tumbuh lebih baik dibandingkan saat ini.
“Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi sangat mengapresiasi dengan kegiatan revitalisasi kawasan cagar budaya Nasional Muaro Jambi ini,” kata Budhi.
Museum ini akan menjadi yang terluas di
Indonesia dengan luas 10 hektar, dan berada di kawasan candi Buddha terluas di Asia, dengan luas kawasan 3.981 hektar.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, dalam sambutannya mengatakan prosesi ini telah dinantikan dengan baik,
Katanya, Tegak Tiang Tuo pembangunan di KCBN Muaro Jambi ini merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya Pemerintah dalam mendorong perlindungan warisan budaya di Indonesia.
Melalui upaya ini, kami tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muaro Jambi yang hilang melalui ekskavasi benda sejarah, mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya dengan tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muaro Jambi menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi publik.
“KCBN Muaro Jambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan dan destinasi spiritual. Berada di tengah keheningan dan keagungan situs ini, pengunjung diajak menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan pembangunan peradaban,” kata Hilmar.
Menurut dia, sesuai arahan Presiden Jokowi pada saat kunjungan beliau di Muaro Jambi lali, mereka merencanakan revitalisasi dan penataan candi Muaro Jambi beserta pembangunan museum ini.
“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dan mengawal proses ini dengan teliti dan efisien. Revitalisasi ini memiliki nilai prestisius bagi kami, karena kami bertujuan untuk mewariskan kebudayaan, bukan hanya sekadar membangun dan menata lingkungan oleh karenanya dalam menandai pekerjaan ini kami menggunakan prosesi Tegak Tiang Tuo yang memiliki nilai adat kental bagi masyarakat sekitar,” katanya lagi.
Revitalisasi KCBN Muaro Jambi membawa sejumlah perubahan. Secara fisik, lanskap yang dulu dirancang seperti taman wisata diubah menjadi konsep cagar budaya.
Gubernur Jambi, Al Haris, dalam acara yang sama turut menyampaikan rasa syukurnya atas proses revitalisasi yang dilakukan.
“Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Hari ini dengan prosesi (Tegak Tiang Tuo) merupakan bukti nyata bahwa nantinya di KCBN Muaro Jambi akan memiliki fasilitas yang melengkapi candi. Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen (Kebudayaan) yang
meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muaro Jambi
akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi,” kata Al Haris.