Edi Purwanto Desak Gubernur Panggil Pengusaha Sawit

Adv, INFORMASI, JAMBI341 Dilihat

LAMANJAMBI.COM, — Harga kelapa sawit di Provinsi Jambi anjlok. Dari yang semula Rp 3000an perkilogram, kini turun menjadi Rp 1000an perkilogram.

Turunnya harga sawit ini terjadi sejak beberapa pekan terakhir ini. Dan ini membuat para petani menjerit.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto mendesak pemerintah untuk segera memanggil pengusaha kelapa sawit yang ada di Provinsi Jambi.

Edi Purwanto menyebut bahwa pihak pengusaha tidak melaksanakan aturan yang telah dibuat terkait dengan standar harga TBS yang di atur oleh pemerintah. Hal ini dikatakan Edi Purwanto sangat merugikan masyarakat.

Baca Juga :  Pindah Partai, 3 Dewan Provinsi Jambi Resmi di PAW. Edi Purwanto Ucapkan Selamat

“Gubernur Jambi sudah membuat surat edaran termasuk dari dinas perkebunan juga telah mengeluarkan aturan harga TBS. Sampai saat ini, kita masih temukan harga beli TBS di masyarakat yang rendah,” kata Edi.

Tak hanya itu, dia juga mendesak pemerintah untuk melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait dalam merealisasikan kebijakan yang telah dibuat soal harga TBS. Termasuk diminta untuk mengundang pengusaha-pengusaha pabrik sawit yang membeli TBS masyarakat.

Baca Juga :  Pilbup 2024, PDIP Muaro Jambi Buka Penjaringan Calon Bupati

“Kita minta langsung panggil pihak pengusaha, tanya kenapa sampai sekarang harga TBS masih rendah. Harga ini sekarang kan yang masih perdebatan karena eksekutif sudah mengeluarkan aturan harga beli tapi di lapangan tidak sesuai,” terangnya.

Edi Purwanto menilai bahwa persoalan ini sebetulnya sudah clear setelah Gubernur mengeluarkan surat edaran termasuk dengan rilis harga TBS. Namun fakta dilapangan ini yang harus di selesaikan, karena menurut Edi Purwanto yang dirugikan adalah petani.

Baca Juga :  Sidak ke Proyek di Kumpeh, Edi Purwanto minta Rekanan Kerja sesuai RAB

“Segera kita minta untuk soal harga TBS ini segera di selesaikan. Jangan sampai berlarut-larut, karena sebetulnya tidak ada persoalan, namun kenapa pengusaha tidak membeli dengan harga yang di tentukan, ini kita minta eksekutif cari akad persoalannya,”pungkasnya. (*)

Komentar