LAMANJAMBI.COM, — Menteri perdagangan Republik Indonesia meminta kepada seluruh perusahaan pabrik kelapa sawit untuk membeli Tandan Buah Segar (TBS) diatas Rp 2.000 perkilogram.
Harga diatas Rp 2.000 perkilogram itu juga ditegaskan oleh gubernur Jambi. Meski demikian, namun di Kabupaten Muaro Jambi harga TBS masih dibawah Rp 1.500 perkilogram.
Artinya, harga yang diinstruksikan tersebut belum dirasakan oleh masyarakat, terkhusus masyarakat Kabupaten Muaro Jambi.
Keluhan demi keluhan petani selalu muncul, bahkan hingga ke media sosial. Tak hanya itu, keluhan warga juga disampaikan kepada anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi.
Seperti yang diungkapkan oleh Robinson Sirait. Politisi PAN ini menyebut jika sudah sangat banyak petani sawit khususnya dari daerah Sungai Bahar yang mengeluh dengan harga yang masih belum sesuai dengan instruksi dari Menteri perdagangan dan Gubernur Jambi.
“Banyak tu yang curhat, baik secara langsung maupun melalui telepon atau Facebook. Mereka nanya kapan harga sawit sesuai dengan instruksi tersebut,” kata Robinson, Selasa (9/8).
Dewan Dapil Sungai Bahar itu menyebut masyarakat sangat berharap harga sawit di semua perusahaan mengikuti harga yang telah diinstruksikan oleh menteri dan Gubernur Jambi.
“Kita juga berterimakasih saat ini harga sudah berangsur naik, cuman belum sesuai dengan instruksi itu,” katanya.
Jika harga sawit ini terus turun maka banyak petani yang akan merugi sebab biaya pengeluaran lebih besar dibandingkan biaya pemasukan. Sebagai contoh biaya untuk membeli pupuk.
Robinson menyebut jika saat ini harga pupuk sudah mencapai Rp p800.000 per karungnya namun sebelum ini harga pupuk hanya Rp 400.000 perkarung.
“Jadi sangat besar biaya pengeluarannya. Maka dari itu, kita berharap semua perusahaan bisa membeli Harga sesuai dengan instruksi tersebut,” imbuhnya. (*)