LAMANJAMBI.COM, — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Gelam Kabupaten Muaro Jambi mendatangi kantor Bupati Muaro Jambi.
Mereka datang dengan sejumlah tuntutan, diantaranya mereka mempertanyakan ketegasan dari pemerintah Kabupaten Muaro Jambi terkait permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Sungai Gelam.
Saat ini masyarakat Sungai Gelam banyak menanggung derita atas adanya perusahaan disana, seperti PT.PAL, dimana sampai saat ini tidak ada kontribusi dari perusahaan kepada masyarakat.
Malah yang ada saat ini akibat lalu lalang kendaraan disana, jalan menjadi hancur dan masyarakat kesulitan untuk melakukan aktivitas.
“Perusahaan yang ada disana hanya merusak, tidak ada sumbangsih kepada masyarakat,” kata Ketum ikatan Mahasiswa Sungai Gelam, Zulkarnain.
Selain itu, dirinya menuding ada Kong kalikong pemerintah Kabupaten Muaro Jambi kepada pihak perusahaan, dimana sebelumnya sudah jelas perusahaan tersebut disegel, namun sampai saat ini pihak perusahaan tersebut terus beroperasi.
Oleh karena itu, mahasiswa meminta pihak perusahaan untuk tegas dan menutup perusahaan tersebut.
“Kami minta pemerintah menutup semua aktivitas perusahaan. Karena mereka beroperasi tidak ada manfaatnya bagi masyarakat,” katanya.
Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan mahasiswa Sungai Gelam di Kantor Bupati Muaro Jambi ricuh.
Puluhan mahasiswa yang datang kesana terlibat aksi dorong-dorongan dengan pihak kepolisian.
Mereka menerobos barisan dari pihak kepolisian didepan kantor Bupati tersebut. Mereka memaksa masuk dan hendak menyegel ruang kerja PJ Bupati Muaro Jambi.
“Kami tidak mau perwakilan. Kami maunya PJ Bupati yang menemui kami,” ungkap Rafi Nurrahman selaku koordinator lapangan.
Meski terjadi kericuhan, namun aksi tetap berjalan dengan lancar. Mahasiwa mundur dengan teratur.
Setelah melakukan aksi dorong-dorongan, kemudian mahasiswa memberikan kartu kuning kepada PJ Bupati Muaro Jambi. Kartu kuning ini diberi karena ini bentuk teguran dari mahasiswa kepada PJ bupati Muaro Jambi untuk memperhatikan masyarakat Sungai Gelam.
“Itu adalah bukti pelanggaran. Seperti filosofi sepak bola, kami sudah melakukan audiensi, kami sudah mengirim surat tapi kami tidak mendapatkan tanggapan. Maka dari inilah, dengan aksi ini, kami bakalan akan didengar oleh PJ bupati Muaro Jambi,” ungkap Rafi Nurrahman. (*)