Akibat PETI, Dua Tiang Listrik di Kibul Terjungkal kesungai

LAMANJAMBI.COM — Meski telah beberapa kali dilakukan penindakan oleh pihak keamanan, namun aktivitas PETI jenis excavator di Tabir Barat Kabupaten Merangin terus menggila.

Para pelaku agaknya kucing-kucingan dengan petugas yang turun. Ketika petugas turun, pelaku bersembunyi. Sementara jika polisi lari dari lokasi, para pelaku kembali beraktivitas.

Contoh nyata ada di Desa Muaro Kibul Kecaman Tabir Barat Kabupaten Merangin. Disini para pelaku terang-terangan beroperasi, bahkan mereka tak segan-segan bekerja dipinggir jalan umum.

Akibat ulah penambang ilegal itu, tak sedikit fasilitas umum rusak. Seperti jalan menjadi longsor, bahkan ada tiang listrik yang terjungkal kesungai.

Baca Juga :  Paripurna DPRD Muaro Jambi Sepi, Kursi OPD diisi Oleh Wartawan

Baca Juga.

3 Anak Gadis Bungo dilarikan SAD Merangin, Polisi Dalami Motifnya

Ruas Jalan SMKN 9 Tak Kunjung dibangun, Ulil Amri Sentil dinas PUPR Muaro Jambi

Hasil Lelang Jabatan Muaro Jambi diumumkan, Faizal Harahap Peraih Nilai Tertinggi

Informasi yang dihimpun, di Desa Muaro Kibul Kecaman Tabir Barat Kabupaten Merangin ada dua tiang listrik yang tumbang kesungai. Tumbangnya tiang listrik itu diduga kuat karena aktivitas PETI disekitar tiang tersebut.

Baca Juga :  Pimpinan dan Sekwan DPRD di Indonesia Hadiri Munas ADPSI dan ASDEPSI di Jambi.

“Ini namanya Lubuk Miring. Dulu ada alat yang kerjo disini,” kata Lf warga sekitar.

Katanya, alat yang berkerja disekitaran Lubuk Miring tersebut diduga milik ZE warga setempat.

“Dulu yang bekerja disana alat kuning merk Sanny milik ZF,” katanya lagi.

Setelah kejadian tumbangnya tiang listrik itu, mereka tidak bekerja lagi, sementara tiang listrik tersebut dibiarkan terbengkalai didalam sungai.

“Sampai sekarang belum ada perbaikan yang berarti,” sebutnya lagi.

Baca Juga :  Nekat Curi Pakai disiang Bolong, Aksi Pria ini Terekam CCTV. 

Hal yang sama juga diungkapkan warga lainnya. Dia meminta kepada pihak berwajib untuk menindaklanjuti kejadian ini. Jangan sampai pelaku bebas melakukan tindakan yang salah.

“Itu aset negara yang hancur, masa dibiarkan begitu saja. Kalau petugas mau tau orangnya, saya tunjukin rumahnya,” cetus warga lain.

Sementara itu, ZF ketika dihubungi melalui ponselnya tidak merespon begitu juga dengan SMS yang dikirimkan juga tidak direspon. (*)