LAMANJAMBI.COM, – Warga Suak Kandis Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi diresahkan dengan adanya aktivitas masyarakat yang diduga mencuri benda purbakala atau cagar budaya.
Puluhan orang yang diduga mencuri dengan cara mencari didasar sungai Batanghari itu sudah terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini.
Informasi yang dihimpun, orang yang melakukan pencarian benda purbakala itu merupakan orang luar Kumpeh. Mereka datang kesana dengan menggunakan perahu yang dilengkapi dengan mesin.
Disana mereka melakukan penyelaman dan menggali dasar sungai dengan tujuan mengambil barang-barang antik. Selanjutnya barang antik tersebut dijual kepada kolektor dengan harga yang fantastis.
Barang-barang yang didapat berupa emas batangan, guci, keris, keramik dan benda-benda yang berasal dari zaman dahulu kala.
Baca Juga.
Sidak ke Proyek Sungai Bertam, Komisi III Minta Dinas PUPR Awasi Pengerjaan
Tergiur Kemolekan Tubuhnya, Seorang Ayah di Merangin Garap Anak Tirinya
Tak Mau diajak Pelukan, Seorang Pemuda Bunuh Pacarnya
Menurut warga, pada zaman dahulu kala, kawasan Suak Kandis dan sekitarnya memang kawasan bersejarah. Disana merupakan pelabuhan dagang. Disana banyak kapal-kapal besar yang bersandar, baik itu kapal lokal, maupun kapal luar.
Karena disana satu diantara pelabuhan dagang, tidak menutup kemungkinan ada barang-barang warga yang terjatuh keair. Bahkan ada juga kapal yang tenggelam.
“Mereka nyelam dengan alat bantu oksigen,” kata Asri warga Kumpeh.
Lebih lanjut dia mengatakan jika aktivitas tersebut sangat meresahkan sekali, sebab aktivitas mereka adalah merusak dasar sungai yang tentunya sangat bertentangan dengan peraturan yang ada.
“Sampai saat ini tidak ada yang melarang mereka. Jika ini terus dibiarkan, kami khawatir lingkungan kami menjadi rusak,” kata Asri lagi.
Terpisah, Camat Kumpeh Dicku ketika dikonfirmasi membenarkan jika didaerah Suak Kandis dan sekitarnya banyak aktivitas ilegal dengan cara mengambil benda cagar budaya atau barang antik didasar sungai. Meski telah mengetahui, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak.
Namun demikian, secara tertulis dan lisan dirinya sudah menyampaikan keresahan warga dan dirinya kepada pimpinannya.
“Saya sudah sampaikan ke pak Pj Bupati atas aktivitas ilegal tersebut,” kata Dicky.
Tak hanya kepada Pj Bupati, dirinya juga sudah menyurati ketua DPRD Kabupaten Muaro Jambi, Kapolres Muaro Jambi dan beberapa instansi terkait lainnya dengan harapan aktivitas tersebut bisa dihentikan.
“Saya tidak bisa menghentikan sendiri, makanya saya lapor dan buat surat secara resmi kepada instansi terkait. Namun sampai saat ini aktivitas warga masih berlangsung,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya sudah melakukan sosialisi kepada masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas tersebut, karena aktiitas yang dilakukan melanggar aturan yang ada.
Dirinya berharap laporan tersebut bisa ditanggapi dan aktivitas masyarakat disana segera dihentikan.
“Saya khawatir akan merembet kelokasi Candi, karena disana ada situs candi,” kata Dicky.
“Kami sudah berkoordinasi dengan balai pengembangan cagar budaya di Jambi, kami sudah mengundang mereka hadir dan mempertanyakan kedudukan beberapa situs dan kawasan di Kumpeh Ilir atau Suak Kandis kepada mereka bagaimana kedudukan itu di mata mereka dan mereka memang mengakui bahwa di kawasan Suak Kandis memang terdapat Candi,” ungkap Dicky. (*)
sumber : www.gerbanginformasi.com